Wagub Djarot: warga tinggal di pinggir sungai rusak lingkungan

Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat masih merasa aneh dengan pola pikir warganya tinggal pinggir sungai. Pihaknya juga heran rencana relokasi justru kerap mendapat kecaman. Padahal para warga itu telah merusak lingkungan.

"Sekarang kami tanya, mereka tinggal dipinggiran kali sudah berapa tahun? Dan apakah itu lahan dia? Dia itu kan artinya mengeksploitasi sungai, melakukan revitalisasi di sungai, mengotori sungai. Kemudian kita relokasi, ke rumah susun apakah itu tidak memanusiakan mereka? Makanya bagaimana melihat dari perspektif kita," kata Djarot di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (16/8).

Akibat keengganan para warga pinggir sungai untuk direlokasi malah menimbulkan masalah baru. Banyak warga akhirnya mengeluh banyak terkena penyakit. Bukan hanya itu, bila banjir melanda juga memberatkan kinerja Pemprov DKI Jakarta.

"Kalau ada apa-apa, banjir, penyakit dan sebagainya yang kena, merek, kita juga yang kena salah," imbuhnya.

Sementara itu, terkait relokasi warga ke rumah susun dan dimintai iuran setelah tiga bulan menempati rusun, Djarot merasa itu wajar. Sebab, itu sebagai bahan pembelajaran. Sehingga warga yang dipindahkan, kata Djarot, diberikan lapangan pekerjaan di tempat baru.

"Masa kita itu pindahkan tidak diberikan tempat kerja, kita sediakan. Kalau mereka mau berusaha, bekerja, ya mereka pasti akan bekerja, tapi jangan bikin mereka manja. Mereka juga harus mandiri dong, kami akan jamin betul, sosial mereka. Misalnya pendidikan, kesehatan sampai transportasi," tutur Djarot.

"Makanya kita akan buat Jakarta baru itu ya begitu. Kalau enggak sanggup di sini ya pulang saja ke daerah. Makanya di daerah juga harusnya dibuka juga lapangan pekerjaannya supaya pembangunan kita merata," terangnya.(MC)
Lebih baru Lebih lama