Warga Hanya Pasrah Lihat Rumah Mereka Dibongkar

JAKARTA, MediaSulut.Com - Tak ada pentungan, batu kali, gas air mata, maupun pemuda-pemuda berhelm di tengah pembongkaran bangunan di Bukit Duri, Rabu pagi (28/9/2016).

Backhoe kini tengah menggilas rumah-rumah warga yang berada di bantaran Sungai Ciliwung tepatnya RT 06 RW 12 Bukit Duri.

Namun warga-warga yang menolak relokasi ini hanya sibuk membunyikan kentongan dan memainkan angklung.

Sebanyak lima pemuda menggunakan alat seadanya seperti ember, sekop, kayu, hingga kaleng krupuk, membuat suara backhoe yang tengah bekerja di sebelahnya jadi tak terdengar.
Iringan musik ini bermula dari Sanggar Ciliwung Merdeka. Pendirinya, Sandyawan Sumardi, menegaskan bahwa warga tak akan melakukan perlawanan fisik sebab perlawanan sesungguhnya sedang bergulir di meja pengadilan.

"Di sini aksi damai sebetulnya representasi warga di Jakarta. Beberapa hari lalu bahkan datang solidaritas dari Jogja, gusuran Parangkusumo. Kami bukan korban, kami survivor, penyintas, yang tidak akan tunduk akan penggusuran ini," kata Sandyawan berorasi di depan sanggarnya.

Sandyawan menyebut pemerintah tak adil dan tak menghargai proses hukum sebab pembongkaran tetap dilakukan kendati gugatan masih berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Tata Usaha Negara.
Warga yang menolak, yang mayoritas tergabung di RT 06 RW 12 tak sedikit pun membongkar barang-barangnya. Mereka saat ini hanya sibuk menyelamatkan harta bendanya sambil menyaksikan rumah mereka dibongkar. 

Sementara backhoe makin mendekati sanggar Ciliwung Merdeka, suara dan nyanyian mereka makin keras. Rumah ini menjadi basis perjuangan warga selama beberapa bulan terakhir. Mereka pun kini hanya bergerak mundur menghindari puing-puing sambil menangis.

Sumber : kompas.com.                                               🐷
Lebih baru Lebih lama